Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2012

GAGASAN DASAR CIVIL SOCIETY

  Latar Historis Civil Society Konsep masyarakat madani di Indonesia dan merupakan istilah temuan kontemporer sebagai terjemahan civil society . [2] Oleh karena itu kajian masyarakat madani tidak bisa dipisahkan dari konsep civil society yang berkembang di barat. Asrofi S. Karni [3] dalam hal ini mengakumulasikan civil society kedalam 5 model pemaknaan dengan konteks historis tempat pemikiran itu diterapkan. Pertama , civil society dipahami sebagai sistem kenegaraan. Pemahaman demikian dikembangkan oleh Aristoteles (348-322 SM), Marcus Tillius Cicero (106-43 SM), Thomas Hobbes (1588-1679 SM) dan John Locke (1632-1704). Kedua , civil society sebagai visi etis dalam kehidupan bermasyarakat yang merupakan kebalikan dari masyarakat primitif/ barbar. Visi etis ini untuk memelihara tanggungjawab sosial yang terilhami oleh sentimen moral antar masyarakat secara alamiah. Konsep ini dikembangkan Adam Ferguson (1767) pada paruh kedua abad ke-18. Ketiga , civil society dimaknai s

MANAJEMEN AKSI MASSA

Pengertian Aksi Massa Aksi massa adalah suatu metode perjuangan yang mengandalkan kekuatan massa dalam menekan pemerintah/pengusaha untuk mencabut atau memberlakukan kebijakan yang tidak dikehendaki massa . Aksi massa merupakan bentuk perjuangan aktif dalam rangka merubah kebijakan yang tidak sesuai dengan kehendak massa , oleh karena aksi massa mengambil bentuk yang paling dekat dengan dinamika sosial yang berjalan dalam masyarakat. Latar Belakang Psiko-Sosiologis Aksi Massa Dorongan terpokok yang melahirkan aksi massa adalah keinginan massa akan perubahan. Tidak bisa dipungkiri bahwa demonstrasi mahasiswa, aksi rakyat, dan gerakan lain dari kelompok kepentingan dalam rangka mewujudkan mimpi perubahan. Manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan mendasar yang harus mendapatkan pemenuhannya. Secara sosiologis ada tiga kategori kebutuhan: 1] Kebutuhan biologis/primer, yaitu kebutuhan manusia terhadap hal-hal yang berkaitan langsung dengan jasmani manusia. Tergolong kebutuhan

TEOLOGI PEMBEBASAN

Bayang-bayang teologi pembebasan indo-marxist Sekedar opini, bahwa hal yang paling mendasar dari buah pikiran Marx adalah dialektika yang diambil dari filsafat Hegel. Dan dialektika itu tidak memberikan tempat kepada apapun dan siapapun untuk berpikir dogmatis atau menganggap suatu nilai sebagai kebenaran absolut selama sejarah manusia masih berjalan. Teologi pembebasan sebuah kreatifitas kegiatan “penyadaran”..disepakati ditulis oleh Paulo Freire...sekalipun sebelumnya telah ada yang melakukan eksperimen sebagai sebuah alternatif atas konsep kesadaran kelas dari Marxis. Dikarenakan, dibanyak dunia ketiga "kesadaran kelas" tidak muncul dikalangan kelas bawah ataupun yang tertindas...( hal ini kitapun merasakan di Indonesia )...walau banyak variabel penyebabnya, tetapi salah satunya adalah "budaya bisu"—budaya diam...serta bentuk penetrasi budaya kapitalistik yang membius serta adanya tekanan militer di beberapa negara berkembang "mematikan" kesad

POSTMODERNISME DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN

Pendahuluan Kehadiran postmodernisme dalam ruang pergulatan intelektualitas manusia disadari telah membuat warna baru yang menarik untuk dikaji. Hal ini tidak saja karena kehadirannya cukup menyentakkan dunia akademik, melainkan juga postmodernisme telah turut membawa pesan-pesan kritis untuk melakukan pembacaan ulang atas berbagai tradisi yang selama ini diyakini kebenarannya. Masyarakat dikagetkan dengan munculnya gejala postmodernisme yang cukup untuk ‘meluluh-lantakkan’ dimensi-dimensi ontologi, epistemologi, bahkan aksiologi yang tumbuh dalam pengetahuan dasar masyarakat mengenai realitas. Bagi gerakan postmodernisme, manusia tidak akan mengetahui realitas yang objektif dan benar, tetapi yang diketahui manusia hanyalah sebuah versi dari realitas. Postmodernisme yang semula hanya berkembang dalam bidang arsitektur, mulai merambah ke dalam seluruh bidang kehidupan manusia, justru setelah Lyotard mengintegrasikannya ke dalam filsafat sebagai bentuk ketidak percayaan pada meta